Proses pertobatan yang sejati terbagi dua: menembus benteng mereka yang tidak sadar akan kesalahannya karena dibentuk oleh paradigma lama, dan menolong mereka yang sadar namun terjebak rasa malu dan takut dihakimi. Bagi yang pertama, perubahan hanya terjadi melalui kesadaran akan dampak perbuatan, bukan melalui penghakiman.

Bagi yang kedua, jalan pulang mutlak membutuhkan penerimaan komunitas. Rasa malu menghalangi mereka kembali, sehingga komunitas harus berfungsi sebagai jembatan yang aman dan ruang pengampunan, bukan sebagai pihak yang menghukum. Pemulihan adalah proses berkelanjutan dan penerimaan diri, menjadikan masa lalu yang salah sebagai kesaksian anugerah, bukan penyesalan abadi.

Catatan Ibadah Minggu Adven II 

07 Desember 2025

SELENGKAPNYA : klik pada gambar

Pada Adven pertama ini, kita diajak melihat bahwa menghadirkan pengharapan di dunia bukanlah tugas yang dijalani sendirian. Seruan untuk “berjaga-jaga” bukan sekadar ajakan untuk melindungi diri dari berbagai ancaman, melainkan undangan untuk membuka mata terhadap realitas dan bergerak bersama sebagai umat. Dalam kebersamaan itu, kita belajar membaca tanda-tanda zaman bukan dengan cemas, tetapi dengan hati yang waspada dan penuh kepedulian. Ketika kita saling menguatkan, pengharapan tidak hanya menjadi wacana, tetapi menjadi kekuatan yang nyata mengalir melalui tindakan kita.

Kewaspadaan yang dimaksud bukanlah rasa takut akan akhir zaman, melainkan kesiapan untuk menjadikannya titik awal pembaruan. Seperti nubuat Yesaya tentang pedang yang ditempa menjadi mata bajak dan tombak menjadi pisau pemangkas, umat dipanggil untuk mengubah potensi kehancuran menjadi sarana kehidupan. Dalam semangat itulah kita menyambut Adven: dengan keyakinan bahwa setiap langkah kecil dalam kebaikan dapat membawa terang baru bagi dunia. Melalui tindakan yang mengedepankan damai, kita ikut menghadirkan pengharapan yang Tuhan janjikan.

Catatan Ibadah Minggu 

30 November 2025

Kebaktian rumah tangga dengan tema “Bebas” dari Galatia 5:1–15 berlangsung hangat dan menguatkan, mengingatkan jemaat bahwa kebebasan yang Kristus berikan bukanlah kesempatan untuk hidup semaunya, tetapi panggilan untuk melayani dalam kasih. Melalui renungan yang sederhana namun mendalam, jemaat diajak melihat bahwa kemerdekaan sejati justru ditemukan ketika kita melepaskan diri dari belenggu ego, iri hati, dan perselisihan, lalu membiarkan Roh memimpin setiap langkah. Suasana kebaktian terasa akrab dan jujur; doa-doa yang terucap menggambarkan kerinduan untuk hidup sebagai pribadi yang merdeka namun bertanggung jawab, serta komunitas yang saling membangun. Tema “bebas” akhirnya menjadi ajakan untuk merayakan anugerah Tuhan sambil terus bertumbuh dalam 

kasih yang memerdekakan.

Catatan KEBAKTIAN Rumah Tangga 

28 November 2025

Kristus Raja adalah peringatan akhir tahun liturgi, minggu terakhir di tahun liturgi, sebelum kita memulai masuk tahun baru liturgi tepat pada Minggu Adven Pertama.

Catatan Ibadah Minggu 

23 November 2025

SELENGKAPNYA : klik pada gambar

Gap generasi tua dan muda membuat banyak konflik dalam keluarga. Tua dianggap kolot dan muda sering dianggap ingusan. Apa kata Alkitab? 

Outline BIBLE Gathering 

22 November 2025

SELENGKAPNYA : klik pada gambar

Dalam hidup pikiran menyimpan beragam kenangan masa lalu. Maria Magdalena dan murid-murid Yesus memiliki ingatan yang kuat yang membentuk kenangan indah bersama dengan Yesus. Sehingga ketika Yesus mati dan dikuburkan, mereka memiliki trauma besar saat ditinggalkan Guru dan Juruselamat. Seberapa dekatkah dikau dengan Tuhan? Apakah yang kau rasakan ketika engkau jauh dari Tuhan?

Catatan DoaPagi 

22 November 2025